Pages

Wednesday, 3 July 2013

Hukum Pidana Delik Percobaan




Delik percobaan (poging)
Suatu percobaan tindak pidana yang di atur dalam pasal 53
Unsur unsur delik percobaan
1.      Niat (voornemen)
Untuk melakukan kejahatan,Orang yang hendak melakukan kejahatan secara potensial bisa berubah menjadi kesengajaan apabila kejahatan telah selesai di laksanakan. Niat yang belum di tunaikan keluar masih tetap manjadi niat dalam batin saja,dan apa bila niat telah keluar berubah menjadi kesengajaan .
2.      Permulaan pelaksanaan (begin van vit voring)
Unsur permulaan pelahsanaan adalah permulaan pelaksanaan melakukan kejahatan. menurut prof. Moeljatno ada tiga sayarat
a.      Secara obyektif apa yang di lakukan harus mendekati delikyang di tuju.
b.      Secara subyektif sudut niat tidak ada keraguan lagi bahwa kealuan di arahkan pada delik tersebut.
c.       Perbuatannya bersifat melawan hukum.
3.      Tidak selesainya pelaksanaan bukan kehendak sendiri.
MVT untuk menjamin tidak di pidana orang yang khendak sendiri sekarela mengurungkan pelaksanaan kejahatan yang di mulai

MVT atas dasar utilitas  / kepentingan umum yaitu usaha yang paling tepat untuk timbulnya kejahatan adalah iayalah menjamin orang orang yang telah memulai pelaksanan kejahatan tetepi kemudian dengan sikarela mengurunglan pelaksanaan >>> tidak dipidana.
Moeljatno ®  dilihat dari penjelasan MVT, maka unsur III termasuk alasan penghapus penuntutan ® Jaksa tidak menuntut ® namun kalau sebagai alasan penghapus pidana maka tetap dalam proses sampai sidang, tetapi ® penjatuhan ® tidak dipidana.

Pandangan Tentang Dapat Dipidananya Percobaan (Poging)
    1.      Pandangan Subjektif
       ® Orang melakukan percobaan harus dipidana oleh karena sifat berbahayanya orang itu
       ® Van Hamel ® niat
   2.      Pandangan Objektif
       ® Bahwa dasar untuk memidana percobaan disebabkan karena berbahayanya perbuatan yang dilakukan.
       ® Prof. Simon ® perbuatan.
Moeljatno ®  Berpendirian bahwa untuk hal ini, adalah tengah-tengah, artinya Campuran Objektif dan Subjektif.
       ® seperti Van Bemmelen

PERCOBAAN ada 2 :
   1.      Percobaan Mampu
   2.      Percobaan Tidak Mampu
   A.      Percobaan Mampu
       ® ialah delik percobaan yang telah memenuhi unsur-unsur percobaan sehingga percobaan perbuatan kejahatan ketahuan, sehingga di sini pelaku dapat dipidana.
   B.      Percobaan Tidak Mampu
       ® ialah delik percobaan yang tidak terwujud dalam arti bahwa delik tersebut tidak terlaksana.
      Tidak mampu :                       alatnya
                                                      objeknya
      sehingga kejahatan yang ditujukan tidak ada.
      Alatnya adalah alat untuk mencoba melakukan kejahatan tetapi tidak berfungsi, sedangkan objeknya adalah objek percobaan kejahatan tidak sesuai dengan percobaan kejahatan.

DELIK PENYERTAAN (Pasal 55 – 62 KUHP)
Pasal 55 KUHP (1) ke 1 : sebagai peserta yang dapat dipidana.
      1.         Mereka yang melakukan perbuatan pidana (pelaku)
      2.         Mereka yang suruh melakukan perbuatan pidana
      3.         Mereka yang turut serta melakukan perbuatan pidana.
Pasal 55 (1) ke 2 : sebagai penganjur (mereka yang dengan cara disebut disitu menganjurkan orang lain melakukan perbuatan pidana).
Pasal 56 ke 1 & ke 2 : Pembantu
      a.         Mereka yang membantu orang lain, maupun
      b.         Memberi kesempatan untuk melakukan perbuatan pidana
      c.         Memberi sarana, keterangan.

® Delik penyertaan ada apabila pelakunya lebih dari satu orang.


BENTUK-BENTUK PENYERTAAN

GOLONGAN          I           DADERS (Pasal 55 KUHP)

   1.      PLEGEN (mereka yang melakukan)
      seorang yang melakukan yang dengan penyertaan lain-lain orang baik pembantu maupun penganjur.
      jadi perbuatan itu dilakukan sendiri untuk mewujudkan unsur-unsur tindak pidana. Dalam tindak pidana berkaitan dengan jabatan, maka berhubungan dengan status PNS.
   2.      DOEN PLEGEN (orang yang menyuruh melakukan)
      a.         yang menyuruh (manus domina)
      b.         yang disuruh (manus ministra)
      -           dalam hal ini, orang tersebut (doen plegen) menyuruh orang lain untuk melakukan kejahatan, jadi tidak mengerjakan sendiri. Dan semua dilakukan oleh pelaku (yang disuruh) merupakan tanggung jawab penuh oleh doen plegen.
-     Sedang yang disuruh hanya merupakan alat (instrumen) belaka dan tidak dapat dipertanggungjawabkan (tidak dapat dipidana).
       ® tidak dapat dipidana karena :
      a.         Tidak mempunyai kesengajaan, kealpaan dan kemampuan bertanggung jawab.
      b.         -  Berdasarkan Pasal 44 KUHP (sakit jiwa)
                  -  Berdasarkan Pasal 48 KUHP (daya paksa)
                  -  Berdasarkan Pasal 51 (2) KUHP (perintah jabatan)
                  -  Tidak mempunyai kualitas yang disyaratkan dalam delik (Pasal      413, 437 KUHP)
    3.      MEDEPLEGEN (turut serta melakukan)
      setidak-tidaknya ada 2 orang yang bekerja sama untuk melakukan kejahatan, jadi :
a.       kesengajaan untuk mengadakan kerja sama dalam mewujudkan delik.
b.      Kesengajaan terhadap perbuatan yang dilakukan dalam kerja sama.
   4.      UITLOKKEN (Penganjur, Pembujuk)
            a.         orang yang membujuk (menganjurkan)
            b.         orang yang dibujuk (dianjurkan)
             ® syarat-syaratnya :
            a.         harus ada kesengajaan untuk menganjurkan
            b.         harus ada orang lain yang disuruh melakukan          penganjuran, pembujukan.
            c.         cara-cara penganjuran sesuai Pasal 55 (1) ke 2
            d. orang yang melakukan penganjuran dipidana (dapat dipertanggungjawabkan).
             ® upaya pembujukan/ penganjuran, syarat-syarat :
            a.         pemberian atau janji
            b.         salah menggunakan kekuasaan dan pengaruh
            c.         kekerasan atau ancaman yang bersifat lunak           (pembujukan)
            d.         memberi kausal kedua belah pihak
            e.         memberi kesempatan, syarat atau keterangan
GOLONGAN        II      MEDEPLICHTIGHEID/ PEMBANTUAN
                                                PASAL 56 KUHP
-          Pembantuan berarti :
            a. Pelaku
            b. Pembantu
-          Pembantuan :  -          pada waktu dilakukan kejahatan
                                         -      sebelum dilakukan kejahatan
-          Syarat-syarat pembantu (Pasal 56 KUHP)
            1.         sengaja membantu melakukan kejahatan
            2.         memberi kesempatan, daya upaya atau keterangan            melakukan kejahatan.
-          Pasal 57 KUHP
            -           selama-lamanya hukuman pokok dikurangi sepertiganya
            -           jika ancaman pidananya hukuman mati ® maka maksimal 15       tahun.
-          Pasal 58 KUHP
            Penambahan, pengurangan, penghapusan tergantung pada pertimbangan bagi diri si pelaku.

DELNEMING  (DELIK PENYERTAAN)
PASAL 55 – 62  KUHP
-          Pengertian :penyertaan untuk melakukan tindak pidana ialah ada dua orang atau lebih yang melakukan suatu tindak pidana yang memenuhi rumusan delik.  (S.R. Sianturi)
-          Bentuk-bentuk Penyertaan :
            Golongan I : Daders/ Pelaku (Pasal 55 KUHP)
                        a.  Plegen (orang yang melakukan)
                        b.  Doen Plegen (yang menyuruh melakukan)
                        c.  Medeplegen (turut serta melakukan)
                        d.  Uitlokken (yang menganjurkan/ membujuk)
            Golongan II  : Medeplichtigheid/ Pembantu (Pasal 56 KUHP) :  sebagian orang yang membantu melakukan.
                        a.  Sebelum kejahatan
                        b.  Pada waktu kejahatan dilakukan 

No comments:

Post a Comment

moga bermanfaat ^,^

 

Blogger news

Blogroll

About