Pages

Monday, 8 July 2013

pengertian hukum islam


Yang di maksud dengan  hukum islam adalah kaidah/norma yang di tetapkan oleh allah SWT Yang mengatur tentang hubungan manusia dengan allah,manisia dengan manusia,manusia dengan benda,manusia denganalam yaitu bumi,air dan ruang angkasa. Dalam mempelajari hukum islam ada beberapa istilah kunci yang harus di fahami yaitu;
1.      Hukum
2.      Hukm dan ahkam
3.      Syariah atau syariat
4.      Fiqh atau fiqih

Kata hukum berasal dari bahasa arab yaitu hukm yang artinya norma,kaidah ukuran,tolak ukur,patokan,pedoman dan di pergunakan untukmenilai tingkah laku atau perbuatan manusia misalnya dalam hukum islam itu dikenal ada hukm/kaidah yang di pergunakan sebagai patokan untuk mengatur perbuatan manusia baik di bidang ibadah mauoun di bidang muamalat yang di sebut dengan AL Ahkam-AL Khamzah yang artinya ada lima kaidah pokok dalam hukum islam yang menjadi pedoman hidup manusia dalam kehidupan sehari hari yaitu;
1.      Jaiz-mubah adalah sesuatu yang di perbolehkan seperti makan dan minum.

2.      Sunat adalah sesuatu yang apa bila di kerjakan mendapat pahala dan bila di tinggalkan tidak mendapat     dosa dan pahala seperti puasa senin dan kamis.

3.      Makruh adalah sesuatu yang di tinggalkan mendapat pahala din jika di kerjakan tidak mendapat dosan dan pahala seperti gosok gigi ketika berpuasa.
4.      Wajib adalah sesuatu yag di kerjakan mendapat pahala dan bila di tinggalkan mendapat dosa seperti solat 5 waktu
5.      Haram adalah sesuatu yang tidak di perbolehkan untuk di lakukan jika di lakukan akan mendapat dosa.

Pengertian pertanggung jawaban/ kesalahan


Azasnya :        GEEN STRAF ZONDER SCHULD
                        (tidak dipidana jika tidak ada kesalahan)
Unsur-unsur Kesalahan :
  1. Melakukan perbuatan pidana
  2. Di atas umur tertentu dan mampu bertanggung jawab
  3. Mempunyai bentuk kesalahan berupa kesengajaan atau kealpaan
  4. Tidak adanya alasan pemaaf
Dasar Kesengajaan dan Kealpaan :
  1. Adanya perbuatan yang dilarang
  2. Adanya kemampuan bertanggung jawab
  3. Tidak adanya alasan pemaaf
TEORI KESENGAJAAN
  1. Teori Kehendak
            Kesengajaan adalah kehendak yang diarahkan pada terwujudnya perbuatan seperti dirumuskan dalam wet.
             ® kesengajaan ® kehendak untuk mewujudkan unsur-unsur delik dalam rumusan undang-undang.
  1. Teori Pengetahuan
            Kesengajaan adalah kehendak untuk berbuat dengan mengetahui unsur-unsur yang diperlukan menurut rumusan wet.
             ® sengaja ® mengetahui/ membayangkan akan timbulnya akibat perbuatannya.
             ® apa yang diketahui ® dibayangkan oleh si pembuat ® apa yang akan terjadi.
Prinsipnya :    dalam kenyataan penggunaan teori tersebut adalah sama, perbedaannya adalah pada terminologie ® dalam istilah saja.

Corak atau Bentuk Kesengajaan
1.         Kesengajaan sebagai maksud : hubungan antara perbuatan dengan kehendak tidak dapat dinamakan sendiri artinya, perbuatan si pembuat bertujuan untuk menimbulkan akibat. Jadi ® menghendaki perbuatan dan akibatnya.
  1. Kesengajaan sebagai kepastian/ keharusan : ialah akibat memang dituju oleh si pembuat,
             ® akibat yang tidak diinginkan tetapi suatu keharusan                     untuk mendapat tujuan.
             ® jadi akibat pasti timbul.
  1. Kesengajaan sebagai kemungkinan (dolus Eventualis)
            ada 2 syarat :
            a.         Terdakwa mengetahui kemungkinan adanya akibat/ keadaan         yang merupakan delik.
            b.         Sikapnya terhadap kemungkinan itu apabila terjadi, “apa boleh      buat” disetujui dan resiko diambil.
KEALPAAN (delik culpa)  :  kurang mengindahkan larangan, sehingga tidak berhati-hati dalam bertindak dan menimbulkan keadaan yang dilarang.
 Syarat Kealpaan :
>Tidak menduga-duga
>Tidak menghati-hati


syriah dan Fikih


Syariah atau syariat adalah jalan yang lurus,yang harus di ikuti oleh setiap orang khususnya yang beragama islam karena memuat ketetapan dan ketentuan dari allah dan rosulnya baik berupa perintah maupun larangan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.
            Dilihat dari segi ilmu hukum syariat adalah norma hukum atau dasar hukum yang wajib di ikuti oleh semua orang.
Fikih artinya faham/pengertian. ilmu fikih artinya ilmu yang menguraikan norma norma hukum yang terdapat dalam AL Quran dan AL Hadis dan tertulus dalam kitab kitab hadis. Ilmu fikih memahami hukum hukum yang terdapat dalam AL Quran dan AL Hadis dan di terapkan kapada manusia yang dewas, sehat akal yang berkewajiban melaksanakannya, hasil pemahaman tenteng hukum islam disusun dalam kitab kitab fikih misalnya kitab fikih islam karangan Hj sulaiman rasyid kemudian kitab fikih berjudul AL Umm karangan muahammad idris safi

Perbedaan syariah dengan fikih

1.      Sariat islam di sebut dengan hukum syariat islamik low sedangkan fikih islam di sebut dengan hukum fikih blisa asing juris prodence.
2.      Syariat bersumber dari Al Quran dan AL Hadis karena merupakan wahyu dari Allah dan sunah nabi muhammad. Fikih bersumber dari kitab kitab fikih yang bersumber dari pemikiran manusia yang memenuhi syarat yaitu para ahli hukum islam.
3.      Syariat bersifat funda mental dan mempunyai dan mumpunya ruang lingkup yang lebih luas mengatur ahlak dan kaedah . sedangkan fikih bersivat instrumental ruang lingkup terbatas hanya pada perbuatan manusia.
4.      Syariat berlaku abadi karena bersumber dari Allah dan sunah nabi. Sedangkan fikih merupakan karya manusia yang tidak dapat berlaku abadi bisa berubah dari waktu ke waktu.
5.      Syariat hanya ada satu menunjukan kesatuan dalam islam. Fikih lebih dari satu menunjukan keragaman seprti majhab majhab.

Wednesday, 3 July 2013

Hukum Pidana Delik Percobaan




Delik percobaan (poging)
Suatu percobaan tindak pidana yang di atur dalam pasal 53
Unsur unsur delik percobaan
1.      Niat (voornemen)
Untuk melakukan kejahatan,Orang yang hendak melakukan kejahatan secara potensial bisa berubah menjadi kesengajaan apabila kejahatan telah selesai di laksanakan. Niat yang belum di tunaikan keluar masih tetap manjadi niat dalam batin saja,dan apa bila niat telah keluar berubah menjadi kesengajaan .
2.      Permulaan pelaksanaan (begin van vit voring)
Unsur permulaan pelahsanaan adalah permulaan pelaksanaan melakukan kejahatan. menurut prof. Moeljatno ada tiga sayarat
a.      Secara obyektif apa yang di lakukan harus mendekati delikyang di tuju.
b.      Secara subyektif sudut niat tidak ada keraguan lagi bahwa kealuan di arahkan pada delik tersebut.
c.       Perbuatannya bersifat melawan hukum.
3.      Tidak selesainya pelaksanaan bukan kehendak sendiri.
MVT untuk menjamin tidak di pidana orang yang khendak sendiri sekarela mengurungkan pelaksanaan kejahatan yang di mulai

MVT atas dasar utilitas  / kepentingan umum yaitu usaha yang paling tepat untuk timbulnya kejahatan adalah iayalah menjamin orang orang yang telah memulai pelaksanan kejahatan tetepi kemudian dengan sikarela mengurunglan pelaksanaan >>> tidak dipidana.
Moeljatno ®  dilihat dari penjelasan MVT, maka unsur III termasuk alasan penghapus penuntutan ® Jaksa tidak menuntut ® namun kalau sebagai alasan penghapus pidana maka tetap dalam proses sampai sidang, tetapi ® penjatuhan ® tidak dipidana.

Pandangan Tentang Dapat Dipidananya Percobaan (Poging)
    1.      Pandangan Subjektif
       ® Orang melakukan percobaan harus dipidana oleh karena sifat berbahayanya orang itu
       ® Van Hamel ® niat
   2.      Pandangan Objektif
       ® Bahwa dasar untuk memidana percobaan disebabkan karena berbahayanya perbuatan yang dilakukan.
       ® Prof. Simon ® perbuatan.
Moeljatno ®  Berpendirian bahwa untuk hal ini, adalah tengah-tengah, artinya Campuran Objektif dan Subjektif.
       ® seperti Van Bemmelen

PERCOBAAN ada 2 :
   1.      Percobaan Mampu
   2.      Percobaan Tidak Mampu
   A.      Percobaan Mampu
       ® ialah delik percobaan yang telah memenuhi unsur-unsur percobaan sehingga percobaan perbuatan kejahatan ketahuan, sehingga di sini pelaku dapat dipidana.
   B.      Percobaan Tidak Mampu
       ® ialah delik percobaan yang tidak terwujud dalam arti bahwa delik tersebut tidak terlaksana.
      Tidak mampu :                       alatnya
                                                      objeknya
      sehingga kejahatan yang ditujukan tidak ada.
      Alatnya adalah alat untuk mencoba melakukan kejahatan tetapi tidak berfungsi, sedangkan objeknya adalah objek percobaan kejahatan tidak sesuai dengan percobaan kejahatan.

DELIK PENYERTAAN (Pasal 55 – 62 KUHP)
Pasal 55 KUHP (1) ke 1 : sebagai peserta yang dapat dipidana.
      1.         Mereka yang melakukan perbuatan pidana (pelaku)
      2.         Mereka yang suruh melakukan perbuatan pidana
      3.         Mereka yang turut serta melakukan perbuatan pidana.
Pasal 55 (1) ke 2 : sebagai penganjur (mereka yang dengan cara disebut disitu menganjurkan orang lain melakukan perbuatan pidana).
Pasal 56 ke 1 & ke 2 : Pembantu
      a.         Mereka yang membantu orang lain, maupun
      b.         Memberi kesempatan untuk melakukan perbuatan pidana
      c.         Memberi sarana, keterangan.

® Delik penyertaan ada apabila pelakunya lebih dari satu orang.


BENTUK-BENTUK PENYERTAAN

GOLONGAN          I           DADERS (Pasal 55 KUHP)

   1.      PLEGEN (mereka yang melakukan)
      seorang yang melakukan yang dengan penyertaan lain-lain orang baik pembantu maupun penganjur.
      jadi perbuatan itu dilakukan sendiri untuk mewujudkan unsur-unsur tindak pidana. Dalam tindak pidana berkaitan dengan jabatan, maka berhubungan dengan status PNS.
   2.      DOEN PLEGEN (orang yang menyuruh melakukan)
      a.         yang menyuruh (manus domina)
      b.         yang disuruh (manus ministra)
      -           dalam hal ini, orang tersebut (doen plegen) menyuruh orang lain untuk melakukan kejahatan, jadi tidak mengerjakan sendiri. Dan semua dilakukan oleh pelaku (yang disuruh) merupakan tanggung jawab penuh oleh doen plegen.
-     Sedang yang disuruh hanya merupakan alat (instrumen) belaka dan tidak dapat dipertanggungjawabkan (tidak dapat dipidana).
       ® tidak dapat dipidana karena :
      a.         Tidak mempunyai kesengajaan, kealpaan dan kemampuan bertanggung jawab.
      b.         -  Berdasarkan Pasal 44 KUHP (sakit jiwa)
                  -  Berdasarkan Pasal 48 KUHP (daya paksa)
                  -  Berdasarkan Pasal 51 (2) KUHP (perintah jabatan)
                  -  Tidak mempunyai kualitas yang disyaratkan dalam delik (Pasal      413, 437 KUHP)
    3.      MEDEPLEGEN (turut serta melakukan)
      setidak-tidaknya ada 2 orang yang bekerja sama untuk melakukan kejahatan, jadi :
a.       kesengajaan untuk mengadakan kerja sama dalam mewujudkan delik.
b.      Kesengajaan terhadap perbuatan yang dilakukan dalam kerja sama.
   4.      UITLOKKEN (Penganjur, Pembujuk)
            a.         orang yang membujuk (menganjurkan)
            b.         orang yang dibujuk (dianjurkan)
             ® syarat-syaratnya :
            a.         harus ada kesengajaan untuk menganjurkan
            b.         harus ada orang lain yang disuruh melakukan          penganjuran, pembujukan.
            c.         cara-cara penganjuran sesuai Pasal 55 (1) ke 2
            d. orang yang melakukan penganjuran dipidana (dapat dipertanggungjawabkan).
             ® upaya pembujukan/ penganjuran, syarat-syarat :
            a.         pemberian atau janji
            b.         salah menggunakan kekuasaan dan pengaruh
            c.         kekerasan atau ancaman yang bersifat lunak           (pembujukan)
            d.         memberi kausal kedua belah pihak
            e.         memberi kesempatan, syarat atau keterangan
GOLONGAN        II      MEDEPLICHTIGHEID/ PEMBANTUAN
                                                PASAL 56 KUHP
-          Pembantuan berarti :
            a. Pelaku
            b. Pembantu
-          Pembantuan :  -          pada waktu dilakukan kejahatan
                                         -      sebelum dilakukan kejahatan
-          Syarat-syarat pembantu (Pasal 56 KUHP)
            1.         sengaja membantu melakukan kejahatan
            2.         memberi kesempatan, daya upaya atau keterangan            melakukan kejahatan.
-          Pasal 57 KUHP
            -           selama-lamanya hukuman pokok dikurangi sepertiganya
            -           jika ancaman pidananya hukuman mati ® maka maksimal 15       tahun.
-          Pasal 58 KUHP
            Penambahan, pengurangan, penghapusan tergantung pada pertimbangan bagi diri si pelaku.

DELNEMING  (DELIK PENYERTAAN)
PASAL 55 – 62  KUHP
-          Pengertian :penyertaan untuk melakukan tindak pidana ialah ada dua orang atau lebih yang melakukan suatu tindak pidana yang memenuhi rumusan delik.  (S.R. Sianturi)
-          Bentuk-bentuk Penyertaan :
            Golongan I : Daders/ Pelaku (Pasal 55 KUHP)
                        a.  Plegen (orang yang melakukan)
                        b.  Doen Plegen (yang menyuruh melakukan)
                        c.  Medeplegen (turut serta melakukan)
                        d.  Uitlokken (yang menganjurkan/ membujuk)
            Golongan II  : Medeplichtigheid/ Pembantu (Pasal 56 KUHP) :  sebagian orang yang membantu melakukan.
                        a.  Sebelum kejahatan
                        b.  Pada waktu kejahatan dilakukan 
 

Blogger news

Blogroll

About